Widgeo blue


counter
widgets "Good communication comes from people to people, but great communication comes from people to Allah."

raini bertaburan

Sabtu, 14 April 2012

KAPANG

KAPANG:
BERBAGAI MARGA KAPANG

disusun oleh : Mega siRnawati
2.1.  Mucor
     a. Pengertian dan klasifikasi
          Mucor mucedo termasuk jamur devisi Zygomicotina.
          Mucor mucedo hidup saprofit di kotoran sapi , roti, tanah dan busukan
Mucor adalah genus dari sekitar 3000 jenis cetakan umumnya ditemukan di tanah, sistem pencernaan, permukaan tanaman, dan bahan sayuran busuk.

Ciri morfologi koloni: hifa seperti benang putih; bagian tertentu tampak sporangium dan sporangiofor berupa titik-titik hitam seperti jarum pentul. Ciri mikroskopis: hifa tanpa sekat, terdapat sporangium dan sporangio- spora. Organisme ini dan Zygomycetes lain akan tumbuh dengan cepat pada kebanyakan media jamur. Dapat menyebabkan kekebalan tubuh Mega siRnawati berkompromi mucorosis dalam individu. Situs infeksi paru-paru, sinus hidung, otak, mata dan kulit. Infeksi mungkin memiliki beberapa situs.
     Klasifikasi ilmiah  :
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Order : Mucorals
Familia : Mucoraceae
Genus : Mucor
Species : Mucor
mucedo


     b. Sifat mikroskopis
    Hifa nonseptat.
   Memiliki stolon, tetapi tidak memiliki rhizoid
  Sporangiofora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuknya sederhana atau bercabang, dan lebih pendek dibanding rhizopus
  Kolumela berbentuk bulat, silinder atau seperti buah advokat
  Spora halus dan teratur.
  Suspensor zigospora sama besar
  Sporangiophores Mucor dapat sederhana atau bercabang dan membentuk apikal, sporangia globular yang didukung dan ditopang oleh kolom columella berbentuk. Mucor spesies dapat dibedakan dari cetakan marga Absidia, Rhizomucor, dan Rhizopus oleh bentuk dan penyisipan columella, dan kurangnya rhizoids. Beberapa spesies Mucor menghasilkan chlamydospores.
Selama reproduksi aseksual, tegak sporangiophores
Mega siRnawati hypha terbentuk. Ujung sporangiophore membengkak untuk membentuk sporangium bulat yang berisi uninukleat, sporangiospores haploid. Perpanjangan sporangiophore yang disebut columella menjorok ke dalam sporangium itu. Dinding sporangium mudah pecah untuk melepaskan spora, yang berkecambah siap untuk membentuk miselium baru pada substrat yang sesuai.

     c. Sifat makroskopis
 Secara makroskopis ciri Mucor  dari atas berwarna putih kekuningan
 Permukaan koloni berserabut.
Koloni jamur genus ini biasanya putih krem ​​atau abu-abu dan cepat tumbuh. Koloni pada medium kultur dapat tumbuh beberapa sentimeter tingginya. koloni yang lebih tua menjadi abu-abu sampai coklat dalam warna karena perkembangan spora.

     d.  Gambar morfologi
                 
                                                         Gambar : Mucor mucedo
     e.  Sifat reproduksi
          03-01-2011 9-18-11_0106h
     Reproduksi aseksual :
 biasanya menggunakan spora non motil yang dibentuk didalam   sporangium dan diletakkan pada sporangiofor. Sporangium biasanya agak besar berbentuk globose. Sporangium biasanya mempunyai sebuah kolumela dan spora dilepas.
     Reproduksi seksual :
1.    Dua hifa(+) dan hifa (-) berdekatan
2.    Dua hifa melakukan fusi pada organ-organ seksual membentuk gametangia pada ujung.
3.    Bagian subterminal (dibawah ujung) gametangia dapat menggembung membentuk suspensor.
4.    Gametangia kemudian mengalamim Mega siRnawati perkembangan lebih lanjut hingga terbentuk zigospora
5.     Bila lingkungan memungkinkan maka melakukan perkecambahan (germinasi) setelah meiosis untuk membentuk hifa dan sporangium

     f.  Sifat fisiologi
¨    Pertumbuhan yang menyerupai khamir dirangsang jika kondisinya anaerobik dan dengan adanya CO2.
¨    Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu kamar
¨   Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan-nya
¨  Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, yaitu pH 2 – 8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.
¨  Umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai kompleks
¨     Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misalnya amylase karena hidup pada roti

     g.  Contoh strain
                   M. amphibiorum
                 M. circinelloides
                 M. hiemalis
                  M. indicus
  M. mucedo
                  M. renispor


                -              Mucor mucedo, terdapat pada kotoran hewan dan roti.
-           Mucor javanicus, terdapat pada ragi dan tape.
     h. Kebaikan Kapang
            -           Mucor mucedo, terdapat pada kotoran hewan dan roti.
-           Mucor javanicus, terdapat pada ragi dan tape.
     i.   Keburukan  Kapang
Mucor indicus kadang menyebabkan oportunistik, dan sering cepat menyebar, nekrosis infeksi yang dikenal sebagai zygomycosis.

2.2.  Rhizopus
     a. Pengertian dan klasifikasi
Rhizopus sering disebut juga kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada sayuran dan buah-buahan.
  Rhizopus adalah genus jamur saprobik umum pada tanaman dan parasit khusus pada hewan. Mereka ditemukan pada berbagai macam substrat organik, termasuk "buah-buahan dan sayuran matang", tinja, jeli, sirup, kulit, roti, kacang tanah dan tembakau. Beberapa spesies Rhizopus adalah agen oportunistik zygomycosis manusia (infeksi jamur) dan dapat berakibat fatal. Infeksi Rhizopus juga merupakan komplikasi terkait diabetes ketoasidosis [3] Genus luas berisi sekitar sembilan spesies.
Klasifikasi :
Class                            : Zygomycetes
Ordo                            : Mucorales
  Familia                      : Mucoraceae
  Genus                        : Rhizopus
  Species                      : Rhizopus stolonifer

     b. Sifat mikroskopis
Hifa nonseptat.
Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua.
Sporangiofora tumbuh pada noda di mana terbentuk juga rhizoid
Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam.
Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir
Tidak mempunyai sporangiola.
Membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada substrat, dan hifa fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora.                   

     c.  Sifat makroskopis
Koloni Rhizopus berwarna putih dan dapat berubah menjadi warna hitam/gelap jika sudah tua
 Bila dilihat dari permukaan seperti serabut kapas.      
Rhizopus sp dapat kalian temukan diroti dan buah-buahan. Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
     d. Gambar morfologi                  
               
          Rhizopus oligosphoros                           Rhizopus oryzae                Rhizopus  stolonifer
              
Rhizopus nigricans
`           e.    Sifat reproduksi
                  Rhizopus melakukan reproduksi secara seksual dan secara aseksual.

                 Secara aseksual :
Terjadi dengan fragmentasi miselium  atau spora aseksual  (spora vegertatif) yang dihasilkan oleh sporangium. Pada ujung hifa atau bagian tertentu dari hifa terbentuk sporangium. Didalam sporangium terdapat spora. Bila sporangium matang maka sporangium pecah dan mengeluarkan spora-spora yang bertaburan. Bila spora jatuh pada tempat yang sesuai maka akan mengalami germinasi  dan akhirnya membentuk hifa-hifa baru.
                                                _Pic1
               Secara Seksual :
              Tahap – tahap reproduksi seksual :
              -    hifa dar jenis yang berbeda (+ dan -) saling berdekatan.
              -    hifa (?) dan hifa (-) tersebut membentuk cabang hifa  yang disebut gametangium
                   (jamak; gemetangia). Kedua gametangia mengandung banyak inti haploid (n).
              -    Dinding kedua gametangium kemudian pecah sehingga terjadi penyatuan plasma
                   Sel (plasmogami). Inti haploid hifa(+) dan hifa (-) menghasilkan zigospora.
Zigospora yang terbentuk memiliki inti-inti yang diploid(2n).  Inti-inti diploid  membelah secara meiosis menghasilkan inti-inti haploid (n). Selanjutnya zigospora mengalami dormansi (fase istirahat).  Zigospora mengalami penebalan dinding sel sehingga dapat bertahan pada kondisi kering selama berbulan-bulan.
-       Jika kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium.
-       Jika sporangium masak, dinding akan robek sehingga spora tersebar.
-       Spora yang jatuh di tempat yang sesuai berkembang menjadi hifa. Hifa berkembang menjadi jamur baru
             
     f.  Sifat fisiologi
          1.           Membutuhkan air (aw)minimal untuk pertumbuhan dibandingkan dengan khamir
              Dan bakteri
          2.   Bersifat aerobik artinya membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya.
          3. Tumbuh baik pada pH antara 2,0 – 8,5 tetapi pertumbuhan akan baik bila pada
               kondisi asam atau pH rendah.
          4.  Menggunakan berbagai komponen makanan dari yang sederhana sampai yang
              kompleks. Oleh karena itu dapat tumbuh dari bahan yang mengandung pati, pectin,   
             protein atau lipid.
     g. Contoh strain Jenis-Jenis Rhizopus :

     h. Kebaikan Kapang
Rhizopus oligosporus adalah jamur dari Mucoraceae keluarga yang adalah budaya starter banyak digunakan untuk produksi rumah tempe. Spora menghasilkan mengembang, miselia putih, kacang mengikat bersama untuk menciptakan "kue" kedelai difermentasi sebagian. Rhizopus oligosporus menghasilkan antibiotik yang menghambat bakteri gram positif, termasuk Staphylococcus aureus berpotensi berbahaya dan Bacillus subtilis menguntungkan (hadir dalam natto), bahkan setelah Rhizopus dikonsumsi.
Oryzae Rhizopus adalah jamur yang hidup di seluruh dunia pada bahan organik mati. Sebuah patogen manusia oportunistik, itu adalah agen penyebab zygomycosis (lebih benar mucormycosis). RA 99-880 strain, yang diisolasi dari infeksi fatal, memiliki genom yang diurutkan oleh Broad Institute pada tahun 2004-2005. R. oryzae digunakan dalam industri makanan dan produk-produknya umumnya diakui sebagai aman.


     i.   Keburukan  Kapang
Rhizopus stolonifer (cetakan roti hitam) adalah sebuah cetakan didistribusikan secara luas Mucoralean seperti benang. Sering ditemukan pada permukaan roti, dibutuhkan makanan dan nutrisi dari roti dan menyebabkan kerusakan pada Mega siRnawati permukaan tempat tinggalnya.
Rhizopus nigricans adalah jamur umumnya dikenal sebagai cetakan roti dan merupakan spesies yang paling umum dari Rhizopus. Hal ini ditemukan pada makanan lama dan dalam tanah dan bahkan di kotak pasir anak-anak. Genus berisi sekitar 50 spesies dan cetakan roti kadang-kadang bingung dengan jenis Mucor atau spesies lainnya seperti Rhizopus oryzae. Spora, tersebar di cuaca kering panas, mengandung protein alergis dengan 31 alergen yang berbeda, yang dapat menyebabkan gejala hidung pernapasan dan konsentrasi (batuk kronis, dispnea, sesak dada, dahak kronik, mendengus, rhinitis snizzle dan alergi). 


2.3. Aspregillus
     a. Pengertian dan klasifikasi
               Aspergillus (IPA: ˌ æspədʒɪləs) adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus spesies kapang yang ditemukan di berbagai iklim di seluruh dunia. Aspergillus pertama kali di temukan pada tahun 1729 oleh para imam dan ahli biologi Italia Pier Antonio Micheli. Melihat jamur di bawah mikroskop, Micheli teringat bentuk sebuah aspergillum (sprinkler air suci), dari spargere Latin (untuk menyiram).
Klasifikasi :
   Kingdom                    : Fungi
   Phylum                       : Ascomycota
Class                            : Eurotiomycetes
Ordo                            : Eurotiales
  Familia                      : Trichocomaceae
  Genus                        : Aspergillus
  Species                      : Aspergillus aculeatus

          b.  Sifat Mikroskopis
              1. Kepala konidia berwarna hitam, berbentu bulat (radiate)
              2. Konidiofor berdinding halus,hilain sampai kecoklatan.
              3.  Vesikula berbentuk bulat sampai semi bulat
              4. konidia berbentuk bulat sampai semi bulat, berwarna coklat kehitaman dan
                  berornamen.

          c. Sifat Makroskopis
              Masa koloni yang kompak putih dan kuning pada permukaan bawah koloni, yang
              akan berubah menjadi warna coklat gelap sampai hitam.terbentuk koniospora.
              Pada media PDA dalam suhu ruang ; pada umur 1 hari diameter koloni  2 cm, pada
               umum 4 hari diameter koloni mencapai 8 cm. Rata – rata 2,6 cm per hari

          d. Sifat dan gambar morfologis        
           
               Gb. Aspergillus pada tomat                        Gb. Aspergillus sp         
                 
               Gb. Aspergillus niger                                Gb. Koloni Aspergillus

              e.       Sifat Reproduksi    
 
Gambar reproduksi  Aspergillus
Reproduksi secara Seksual
 1). Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan. 2)Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid. 3)Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan anteridium. 4)Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami. 5)Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi Mega siRnawati karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan. 6)Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik. 7)Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid. 8)Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru.
  • Catatan: Di dalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. Setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora


f.  Sifat Fisiologi
Menurut samsom dkk (1981) koloni A. Niger media agar suhu 250C, umur 7 hari mencapai diameter 4-7 cm, terdiri dari masa koloni yang kompak putih dan kuning pada permukaan bawah koloni, yang akan berubah menjadi mwarna coklat gelap sampai hitam.
     Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi.
     Oleh karena itu, dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air rendah.
     Beberapa galur digunakan dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan enzim.



g.  Contoh stain
1. Aspergillus fungigatus
2. Aspergillus flafus
3. Aspergillus niger
4. Aspergillus oryzae
5. Aspergillus nidulans
6. Aspergillus soyae

h.   Kebaikan Kapang              
1. Aspergillus niger, mengahasilkan asam sitrat.
2. Aspergillus oryzae , untuk merombak zat pati dalam pembuatan minuman beralkohol.,
3. Aspergillus soyae, untuk pembuatan kecap.

i.    Keburukan Kapang
1. Aspergillus fungigatus, bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pernapasan pada
unggas,
2. Aspergillus flafus, menghasilkan alpha toksin yang diduga sebagai penyebab penyakit
 kanker hati
3. Aspergillus nidulans, parasit pada telinga menyebabkan automatikosis

2.4.  Penicillium
     a. Pengertian dan Klasifikasi
Spesies Penicillium adalah jamur tanah di mana-mana lebih memilih iklim sejuk dan moderat, biasanya hadir di mana pun bahan organik tersedia. Bersifat saprophytic .  Umumnya dikenal sebagai cetakan dan merupakan salah satu penyebab utama pembusukan makanan. Banyak spesies yang menghasilkan mikotoksin sangat beracun. Beberapa spesies memiliki warna biru, biasanya tumbuh pada roti tua dan memberikan tekstur biru.
                        Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan: Fungi
Filum:
Ascomycota
Kelas:
Euascomycetes
Ordo:
Eurotiales
Famili:
Trichocomaceae
Genus:
Penicillium
Spesies: P
enicillium  marneffei
               b.       Sifat Mikroskopis  
Ordo Monilliales dengan konidiofor keluar bebas dari miselia, famili Monililliaceae      dengan miselia tidak  berwarna atau berwarna cerah. Penicilium sp. biasanya bersepta, badan buah berbentuk seperti sapu yang diikuti sterigma dan konidia yang tersusun seperti rantai. Konidia pada hampir semua species saat masih muda berwarna hijau kemudian berubah menjadi kecoklatan. Memiliki konidiofor. Konidiofor tunggal (mononematus) atau majemuk synematous), terdiri dari batang tunggal membagi beberapa phialid (sederhana/monoverticillata). Semua sel diantara metula dan batang berpotensi menjadi cabang. Percabangan satu tingkat(biverticillata-simetris).

             Menurut Gams, et al. (1987) koloni Penicillium sp. biasanya berwarna hijau,
              terkadang putih,  sebagian besar memiliki konidiofor. Konidiofor tunggal
(mononematus) atau majemuk  (synematous), terdiri dari batang tunggal membagi beberapa phialid    sederhana/monoverticillata). Semua sel diantara metula dan batang berpotensi menjadi       cabang. Percabangan satu tingkat (biverticillata-simetris), percabangan dua tingkat (biverticillata asimetris /terverticillata), tiga macam atau lebih tingkatan cabang (quaterverticillata). Phialid merupakan struktur yang menopang konidia, berbentuk silindris dibagian basal yang menyempit dibagian leher, atau lancoelate (kurang lebih sebagian bagian basal tertanam pada bagian ujung pucuk). Konidia berbentuk rantai panjang, divergent atau kolom, globular, elips atau fusiform, transparan atau kehijauan, dengan dinding mulus atau bergelombang (Gandjar, dkk,
               c.      Sifat makroskopis
                        Koloni pada medium PDA adalah putih, sedangkan permukaan koloni  seperti
                        Beludru.  Beberapa spesies memiliki warna biru. Memiliki badan buah yang
                        disebut askokarp
  
                d.     Sifat dan gambar morfologi

                            http://microbewiki.kenyon.edu/images/thumb/c/cf/Penici3.jpg/200px-Penici3.jpg
                       
                        Gambar . Penicillium sp                                          Gambar. Penicilium italiacum


                                                                 Gambar. Konidioprore dari Penicillium


      e.    Sifat Reproduksinya
           

            Secara aseksual
  • Bersel Banyak (Multiseluler) Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium.
  • Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.
      Seksual
  1. Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium).
  2. Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium.
  3. Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua).
  4. Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah.
  5. Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus.
  6. Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid.

f.       Sifat Fisiologi
         Spesies Penicillium cendrung memiliki hifa kecil yang membuat gerakan protoplasma
sulit untuk dideteksi.   Hifa kecil menyebabkan pertumbuhan yang lebih kecil . Spora Penicillium memiliki permukaan hidrofilik namun mampu membasahi permukaan untuk merangsang terjadinya perkecambahan. Penicillium adalah osmotolerant meskipun dapat tumbuh lebih baik pada kadar air tinggi juga mampu  mentolerir kadar air rendah. Penicellium juga memproduksi beberapa enzim bioteknologi dan makromolekul asam glukonat, sitrat dan tartart juga pektinase, lipase, amilase, selullose serta protese.



g.      Contoh Strain
         Penicillium notatum
         Penicillium chysogenum
         Penicillium comemberti 
         Peniocellium requeforti
          Penicillium degitatum
          Penicilium nalgiovence
          Penicillium expansian
          Penicilium italicum
          Penicillium digitatum

        
h.       Kebaikan kapang
          Penicillium notatum untuk antibiotik penisilin
         Penicillium chysogenum untuk antibiotik penisilin
         Penicillium comemberti  untuk pembuatan keju
         Penicellium requeforti untuk pembuatan keju
          Penicillium degitatum memproduksi ethylene untuk mempercepat pematangan buah
          Penicilium nalgiovence untuk meningkatkan rasa sosis

         
i.        Keburuikan kapang
          Penicillium expansian patogen pada tanaman
          Penicilium italicum membusukkan buah jeruk
          Penicillium digitatum membusukkan buah jeruk
                       
                       

2.5. Fusarium
    a.     Pengertian dan Klasifikasi
Salah satu spesies Fusarium, yaitu F. venetatum merupakan bahan pangan kaya protein yang dikonsumsi manusia sejak tahun 1960-an.
Beberapa spesies Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai belahan Eropa, Amerika, dan Asia hingga menjadi epidemik dan mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen

Kerajaan: Fungi
Upakerajaan:
Dikarya
Filum:
Ascomycota
Upafilum:
Pezizomycotina
Kelas:
Sordariomycetes
Ordo:
Hypocreales
Famili:
Nectriaceae
Geneus : Fusarium
spesies: Fusarium
venetatum
     
      b.   Sifat mikroskopisnya
Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin, dan bersekat (septat) dengan diameter 2-4 µm. Cendawan ini juga memiliki struktur fialid yang berupa monofialid ataupun polifialid dan berbentuk soliter ataupun merupakan bagian dari sistem percabangan yang kompleks. Reproduksi aseksual Mega siRnawati cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada konidiospora yang tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada konidiospora bercabang dan tak bercabang. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang memiliki dinding sel tebal. Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan umumnya terdiri dari 1-3 sel, berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun menjadi rantai atau gumpalan.

      c.   Sifat makroskopisnya
Fusarium Oxysporum yaitu memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia. Permukaan koloninya berwarna ungu, tepinya bergerigi, permukaannya kasar berserabut dan bergelombang.









      d.   Gambar Morfologi
             
             Gambar Fusarium verticillioides                   Gambar. Konidiophore Fusarium   Gb. Gandum terinfeksi Fusarium








       e. Sifat Reproduksi

  • Reproduksi Seksual
    1. Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
    2. Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.
    3. Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan anteridium.
    4. Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami.
    5. Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan.
    6. Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
    7. Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
    8. Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru. Catatan: didalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora.
Spora seksualnya askospora yang dihasilkan oleh askus dalam tubuh buah (askokarp). Spora aseksualnya adalah konidiospora.



         f.  Sifat Fisiologi
Marga ini umumnya sporangiumnya memiliki banyak spora akan tetapi terdapat juga sporangium yang hanya mengandung sedikit spora, bahkan ada yang setiap sporangium yang hanya mengandung satu inti saja yang dindingnya berdekatan dengan dinding sporangium. Jadi disini sporangium telah berubah menjadi konidium. Jamur berperan penting dalam proses dekomposisi pada rantai makanan tanah, jamur dapat mengkonversi bahan organik mega sirnawati    menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan oleh organisma lain, hifa jamur secara fisik berfungsi sebagai perekat pada agregat tanah sehingga dapat memperbaiki stabilitas agregat tanah. Dapat berasosiasi dgn akar tanaman jamur yang mengkoloni akar tanaman untuk menggunakan karbon tanaman dan sebagai timbal baliknya jamur ini membantu melarutkan fosfor dan membawa unsure hara (fosfor, nitrogen, hara mikro, dan air) ke tanaman. Jamur yang tumbuh di dalam sel akar, pada umumnya berasosiasi dengan rumput, tanaman pangan, sayuran dan semak. Penyebaran jamur Fusarium Oxysporum dipengaruhi oleh Keadaan pH yaitu dari kisaran keasaman tanah yang memungkinkan jamur F. oxysporum tumbuh dan melakukan kegiatannya. Sementara itu, suhu di dalam tanah erat kaitannya dengan suhu udara di atas permukaan tanah. Suhu udara yang rendah akan menyebabkan suhu tanah yang rendah, begitu pula sebaliknya. Suhu selain berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, juga terhadap perkembangan penyakitnya. Jamur F. oxysporum mampu hidup pada suhu tanah antara 10-24°C, meskipun hal ini tergantung pula pada isolat jamurnya (Soesanto, Loekas dkk, 2002).
           


         g.  Contoh strain
·         Fusarium angustum
·         Fusarium bostrycoides
·         Fusarium bulbigenum
·         Fusarium verticillioides
·         Fusarium ventricosum
·         Fusarium tricinctum
·         Fusarium tracheiphilum
·         Fusarium tabacinum
·         Fusarium sporotrichoides
·         Fusarium solani
·         Fusarium oxysporum
·         Fusarium orthoceras
·         Fusarium fujikuroi
·         Fusarium aquaeductuum


h.`Kebaikan Kapang
Salah satu spesies Fusarium, yaitu F. venetatum merupakan bahan pangan kaya protein yang dikonsumsi manusia sejak tahun 1960-an. Di Eropa dan Amerika Serikat, F. venetatum telah diproduksi sebagai sumber mikoprotein dan diperdagangkan dengan merek Quorn.Golongan Fusarium non-patogen diketahui dapat dimanfaatkan untuk melindungi tanaman tertentu dari serangan cendawan lain.Salah satu contohnya adalah tanaman selada (Lepidium sativum) yang terlindung dari cendawan Pythium ultimum karena adanya sintesis senyawa fungitoksik berupa benzil isotiosianat dengan bantuan enzim mirosinase dari spesies Fusarium patogen.

            i. Keburukan Kapang
      Beberapa spesies Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai belahan Eropa, Amerika, dan Asia hingga menjadi epidemik dan mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen. Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium ini umumnya disebut sebagai Fusarium head blight (FHB) atau scab dan dipengaruhi oleh kelembaban udara yang berlebihan pada musim tertentu. FBH dapat diatasi dengan penggunaan benih tanaman gandum transgenik yang resisten terhadap FBH. Umumnya ada dua tipe tanaman resisten FBH, yaitu tanaman yang resisten terhadap penetrasi Fusarium dan tanaman yang resisten terhadap penyebaran Fusarium di dalam jaringan tubuhnya. Beberapa spesies Fusarium, terutama F. sambucinum dapat menyebabkan busuk pada umbi kentang. Gejala dari pembusukan ini adalah permukaan kentang menjadi keriput atau cekung ke dalam dan jaringan internalnya berwarna coklat serta membusuk. Penyakit ini dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan dan desinfeksi alat-alat pemanenan dan menyimpan hasil panen pada tempat dengan humiditas yang tidak terlalu tinggi. Fusarium juga dapat menyebabkan pembusukan pada biji jangung yang biasanya dikarenakan F. graminearum. Penyakit lain yang dapat diakibatkan oleh Fusarium adalah kelayuan atau disebut Fusarium wilt disease, contohnya Fusarium oxysporum f. sp. Cucumerinum J. H. Owen yang menyerang tanaman mentimun. Penyakit ini ditandai dengan nekrosis pada jaringan tanaman dan diikuti dengan kelayuan daun akibat invasi patogen pada jaringan vaskular tanaman hingga terjadi kematian dalam beberapa hari atau minggu. Penyebaran penyakit ini dapat dikurangi dengan penggunaan pupuk bioorganik dan senyawa kimia antifungi.
Fusarium dapat menginfeksi manusia dan hewan secara aerosol (melalui udara) apabila inang menghirup konidia dari cendawan patogen tersebut.] Cara lain penyebaran cendawan ini adalah melalui infeksi nosokomial dari pembuangan limbah air atau tanaman di rumah sakit maupun melalui membran mukosa manusia. Spesies yang umum menyerang manusia adalah F. solani, F. oxysporum, dan F. moniliforme yang menyebabkan infeksi invasif dan superfisial pada manusia.Cendawan ini dapat menyerang individu dengan sistem imun rentan (imunospresif) maupun imunokompeten. Individu dengan imunitas normal dapat terserang keratitis yang menyebabkan infeksi lokal pada kornea, kulit, dan kuku. Umumnya, inang imunokompeten akan terserang infeksi Fusarium yang terlokalisasi pada bagian tertentu, contohnya peritonitis, onikomikosis, infeksi tulang, dan endoftalmitis. Apabila menyerang inang imunosupresif maka infeksi yang terjadi biasanya bersifat menyebar, seperti infeksi sistem saraf pusat, pneumonia, sinusitis, abses otak, dan lain-lain. Untuk mengobati infeksi Fusarium, dapat digunakan senyawa antifungal berupa voriconazole dan posaconazole. Sementara itu, khusus untuk infeksi yang menyebar, dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang kepada penderita sebagai langkah pengobatannya. Fusarium Oxysporum selain dikenal pada umumnya sebagai jamur parasit, yang juga merupakan jamur saprofit aktif yang dapat merugikan bagi lingkungan seperti halnya pada penyakit busuk rimpang jahe disebabkan oleh jamur F. oxysporum.
   2.6. Trichoderma

     a.    Pengertian dan Klasifikasi
Ada 89 spesies Trichoderma . Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa Trichoderma merupakan salah satu jamur  yang dapat menjadi agen biokontrol karena bersifat antagonis bagi jamur lainnya, terutama yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis yang dimaksud dapat meliputi persaingan, parasitisme, predasi atau pembentukan toksin atau antitoksin. Untuk keperluan bioteknologi agen biokontrol ini dapat diisolasi dari Trichoderma dan digunakan untuk menangani masalah kerusakan tanaman akibat pathogen

Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan: Fungi
Divisi:
Ascomycota
Upadivisi:
Pezizomycotina
Kelas:
Sordariomycetes
Ordo:
Hypocreales
Famili:
Hypocreaceae
Genus: Trichoderm
a
Spesies : Trichoderma harzianum

    b.     Sifat Mikroskopis
 Secara mikroskopis Gliocladium spp. mempunyai konidiofor tegak lurus dan bercabang dengan bentuk bulat berwarna hialin, Gliocladium mempunyai kinidium, konidiofor, papila, klamidospora seperti halnya Trichoderma spp. Gliocladium spp. dapat dipakai untuk mengendalikan macam-macam jamur bawaan tanah (Sumangun, 2001). Mega siRnati Gliocladium sp. memproduksi hifa, konidiospora, phoalodes dan konidium. Hifa mempunyai seta dan hialin. Konidiospora tegak dan bercabang. Konidium berbentuk silindris, berbentuk seperti bola lonjong.
Mempunyai konidia yang berdinding halus, koloni mula-mula berwarna hialin, lalu menjadi putih kehijauan, dan selanjutnya hijau tua terutama pada bagian yang menunjukkan banyak terdapat konidia. Konidiofor dapat bercabang menyerupai
piramida yaitu pada bagian bawah cabang lateral yang berulang-ulang, sedangkan semakin ke ujung percabangan menjadi bertambah pendek. Phialid tampak langsing dan panjang terutama pada apeks dari cabang. konidia berbentuk semi bulat hingga
oval pendek.


    c.     Sifat makroskopis
 Pada Trichoderma yang dikultur, Morfologi koloninya bergantung pada media tempat bertumbuh. Pada media yang nutrisinya terbatas, koloni tampak transparan, sedangkan pada media yang nutrisinya lebih banyak, koloni dapat terlihat lebih putih. Konidia dapat terbentuk dalam satu minggu, warnanya dapat kuning, hijau atau putih. Pada beberapa spesies dapat diproduksi semacam bau seperti permen atau kacang.
Secara makroskopis marga Trichoderma dapat dibedakan pada kecepatan pertumbuhan dalam cawan petri. Marga ini dapat tumbuh dengan cepat dalam 5 hari pada suhu 25oC. Sebagian besar anggota dari marga Trichoderma membentuk koloni yang mempunyai warna yang berbeda dan membentuk koloni dengan zona
lingkaran yang terlihat dalam cahaya (Rifai, 1969).


    d.     Gambar morfologi
               
             Gambar. Koloni Trichoderma                                            Gambar. Trichoderma harzianum
Gambar Trichoderma reesei

    e.     Sifat reproduksinya
Reproduksi aseksual Trichoderma menggunakan konidia.  Konidia terdapat pada struktur konidiofor.  Konidiofor ini memiliki banyak cabang. Cabang utama akan membentuk cabang. Ada yang berpasangan ada yang tidak. Cabang tersebut kemudian akan bercabang lagi, pada ujung cabang terdapat fialid. Fialid dapat berbentuk silindris, lebarnya dapat sama dengan batang utama ataupun lebih kecil. Fialid dapat terletak pada ujung cabang konidiofor ataupun pada cabang utama.
Konidia secara umum kering, namun pada beberapa spesies dapat berwujud cairan yang berwarna hijau bening atau kuning. Bentuknya secara umun adalah elips, jarang ditemukan bentuk globosa. Secara umum konidia bertekstur halus.
Pada Trichoderma juga ditemukan struktur klamidospora. Klamidospora ini diproduksi oleh semua spesies Trichoderma. Bentuknya secara umum subglobosa uniseluler dan berhifa, pada beberapa spesies, klamidosporanya berbentuk multiseluler. Kemampuan Trichoderma dalam memproduksi klamidospora merupakan aspek penting dalam proses sporulasi.

    f.      Sifat Fisiologi
 Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula yang tumbuh pada temperatur cukup tinggi,kisarannya sekitar 7 °C – 41 °C. Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu memengaruhi produksi beberapa enzim seperti karboksimetilselulase dan xilanase.
Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. Namun secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk pertumbuhan akan bergeser menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi Trichoderma berkisar antara 3-7. Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan Trichoderma adalah kelembaban, sedangkan kandungan garam tidak terlalu memengaruhi Trichoderma.] Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma.
Melalui uji biokimia diketahui bahwa dibandingkan sukrosa, glukosa merupakan sumber karbon utama bagi Trichoderma, sedangkan pada beberapa spesies sumber nitrogennya berasal dari ekstrak khamir dan tripton.

    g.     Contoh Strain
            Trichoderma harzianum
            Trichoderma viridae
            Trichoderma koningi
            Trichoderma reesei

    h.     Kebaikan Kapang
Trichoderma harzianum merupakan salah satu contoh yang paling banyak dipelajari karena memiliki aktivitas antifungal yang tinggi.T. harzianum dapat memproduksi enzim litik dan antibiotik antifungal. Selain itu T. harzianum juga dapat berkompetisi dengan patogen dan dapat membantu pertumbuhan tanaman. T. harzianum memiliki kisaran penghambatan yang luas karena dapat menghambat berbagai jenis fungi.[2]
Trichoderma harzianum memproduksi metabolit seperti asam sitrat, etanol, dan berbagai enzim seperti urease, selulase, glukanase, dan kitinase. Hasil metabolit ini dipengaruhi kandungan nutrisi yang terdapat dalam media. T. harzianum dapat memproduksi beberapa pigmen yang bervariasi pada media tertentu seperti pigmen ungu yang dihasilkan pada media yang mengandung amonium oksalat, dan pigmen jingga yang dihasilkan pada media yang mengandung gelatin atau glukosa, serta pigmen merah pada medium cair yang mengandung glisin dan urea.
Saat berada pada kondisi yang kaya akan kitin, Trichoderma harzianum memproduksi protein kitinolitik dan enzim kitinase. Enzim ini berguna untuk meningkatkan efisiensi aktivitas biokontrol terhadap patogen yang mengandung kitin.
Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah adalah jamur Trichoderma sp. Jamur ini merupakan mega sirnawati salah satu jenis mikroorganisme penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapang. Beberapa spesies Trichoderma yang sudah dilaporkan sebagai agensia hayati yaitu seperti: T. Harzianum, T. Viridae, dan T. Koningi yang berspektrum luas pada berbagai tanaman pertanian. Biakan jamur Trichoderma dalam media aplikatif seperti dedak dapat diberikan ke areal pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer, mendekomposisi limbah organik menjadi kompos yang bermutu. Serta dapat berlaku sebagai biofungisida, yang mana jamur ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain: Rigidoporus lignosus, Fusarium oxysforum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dll.

    i.      Keburukan kapang
Trichoderma sp dapat mengkontaminasi jamur merang sehingga mengambat pertumbuhan jamur merang, menyebabkan produksi jamur tiram menurun.




Daftar rujukan:

Aryulina, D. 2007.Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas . Jakarta Erlangga
Campbell, Reece, Mitchell. 2003. Biologi Edisi 5 Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Global Internasional.Inc. 1984. Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta. PT. Widyadara
Kimball, J.W. 1983.Biologi Jilid 3 Edisi 5. Jakarta. Erlangga
Miranda , Y. 2011. Kapang. Palangka Raya. Universitas palangka Raya
Noverita. 2009. Identifikasi kapang dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia pada Sumber Air Minum Penduduk pada Sungai Ciliwung dan Sumber Air Sekitarnya. Jakarta. Universitas Nasional Jakarta
Yatim, W. 2007. Kamus Biologi. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia
www.allergyconsumerreview.com/mold-spore-mucor-fungus.html
www.brokencode.com/.../bentuk-bentuk-jamur-unik-yang-jarang-bisa-kita-temui
www.en.wikipedia.org/wiki/Fusarium_oxysporum
www.jevuska.com › Arsip - Tembolo
www.id.wikipedia.org/wiki/Aspergillus_niger
www.id.wikipedia.org/wiki/Penicillium_marneffei



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

psikologi perkembangan

ppt psikologi perkembangan ppt
View more ebooks on ebookbrowse.com
SEMOGA BERMANFAAT, BY: MEGA SIRNAWATI MPd

Daftar Blog Saya

  • Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam - Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam : *Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam* Uraian Tugas Guru 1. Merencanakan Pembelajaran Kegiatan penyusunan RPP ini dip...
    10 tahun yang lalu
  • PUISI - *PUISI* DI SUSUN OLEH : MEGA SIRNAWATI M.Pd Puisi terdiri dari dua jenis yaitu puisi lama dan puisi baru. MACAM-MACAM PUI...
    10 tahun yang lalu
  • Penulisan Sejarah - *Historic writingThe earliest form of writing* The earliest writing we know of dates back to around 3,000 BC and was probably invented ...
    10 tahun yang lalu
  • KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN - KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN: * KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN* *Di susun oleh : Mega Sirnawati MPd* *Pengertian dan syarat-syarat profesi* ...
    10 tahun yang lalu
  • Mengenal Tradisi Perang Berburu Kepala (Ngayau) - Mengenal Tradisi Perang Berburu Kepala (Ngayau): Ngayau merupakan tradisi Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, baik Dayak yang tinggal di Kaliman...
    10 tahun yang lalu

warna pelangi