Widgeo blue


counter
widgets "Good communication comes from people to people, but great communication comes from people to Allah."

raini bertaburan

Selasa, 30 Juli 2013

Developmental Psychology (2)

Developmental Psychology (2):

Teori  perkembangan menurut Erick Erikson dan Sigmund Freud

 Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.

 1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)
 Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
 Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 ½ tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan. Kepercayaan ini akan terbina dengan baik apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan, misalnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan tepat waktu, serta dapat membuang kotoron (eliminsi) dengan sepuasnya. Oleh sebab itu, pada tahap ini ibu memiliki peranan yang secara kwalitatif sangat menentukan perkembangan kepribadian anaknya yang masih kecil. Apabila seorang ibu bisa memberikan rasa hangat dan dekat, konsistensi dan kontinuitas kepada bayi mereka, maka bayi itu akan mengembangkan perasaan dengan menganggap dunia khususnya dunia sosial sebagai suatu tempat yang aman untuk didiami, bahwa orang-orang yang ada didalamnya
 2. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu
 Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
 Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot (anal-mascular stages), masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. Apabila dalam menjalin suatu relasi antara anak dan orangtuanya terdapat suatu sikap/tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian. Namun, sebaliknya jika orang tua dalam mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap malu dan ragu-ragu. Dengan kata lain, ketika orang tua dalam mengasuh anaknya sangat memperhatikan anaknya dalam aspek-aspek tertentu misalnya mengizinkan seorang anak yang menginjak usia balita untuk dapat mengeksplorasikan dan mengubah lingkungannya, anak tersebut akan bisa mengembangkan rasa mandiri atau ketidaktergantungan. Pada usia ini menurut Erikson bayi mulai belajar untuk mengontrol tubuhnya, sehingga melalui masa ini akan nampak suatu usaha atau perjuangan anak terhadap pengalaman-pengalaman baru yang berorientasi pada suatu tindakan/kegiatan yang dapat menyebabkan adanya sikap untuk mengontrol diri sendiri dan juga untuk menerima control dari orang lain. Misalnya, saat anak belajar berjalan, memegang tangan orang lain, memeluk, maupun untuk menyentuh benda-benda lain.
 3. Inisiatif vs Kesalahan
 Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
 Tahap ketiga ini juga dikatakan sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana seorang anak ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta mempelajari kemampuan-kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan. Dikarenakan sikap inisiatif merupakan usaha untuk menjadikan sesuatu yang belum nyata menjadi nyata, sehingga pada usia ini orang tua dapat mengasuh anaknya dengan cara mendorong anak untuk mewujudkan gagasan dan ide-idenya. Akan tetapi, semuanya akan terbalik apabila tujuan dari anak pada masa genital ini mengalami hambatan karena dapat mengembangkan suatu sifat yang berdampak kurang baik bagi dirinya yaitu merasa berdosa dan pada klimaksnya mereka seringkali akan merasa bersalah atau malah akan mengembangkan sikap menyalahkan diri sendiri atas apa yang mereka rasakan dan lakukan. orang lain menjadi terhambat. Peristiwa ini biasanya dikenal dengan istilah formalism.
 5. Identitas vs Kekacauan Identitas
 Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota
 Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas tidak hanya berada dalam area keluarga, sekolah namun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungannya. Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada tahap sebelumnya seseorang dapat menapakinya dengan baik maka segenap identifikasi di masa kanak-kanak diintrogasikan dengan peranan sosial secara aku, sehingga pada tahap ini mereka sudah dapat melihat dan mengembangkan suatu sikap yang baik dalam segi kecocokan antara isi dan dirinya bagi orang lain, selain itu juga anak pada jenjang ini dapat merasakan bahwa mereka sudah menjadi bagian dalam kehidupan orang lain. Semuanya itu terjadi karena mereka sudah dapat menemukan siapakah dirinya. Identitas ego merupakan kulminasi nilai-nilai ego sebelumnya yang merupakan ego sintesis. Dalam arti kata yang lain pencarian identitas ego telah dijalani sejak berada dalam tahap pertama/bayi sampai seseorang berada pada tahap terakhir/tua. Oleh karena itu, salah satu point yang perlu diperhatikan yaitu apabila tahap-tahap sebelumnya berjalan kurang lancar atau tidak berlangsung secara baik, disebabkan anak tidak mengetahui dan memahami siapa dirinya yang sebenarnya ditengah-tengah pergaulan dan struktur sosialnya, inilah yang disebut dengan identity confusion atau kekacauan identitas.
 6. Keintiman vs Isolasi
 Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
 7. Generativitas vs Stagnasi
 Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
 Apabila pada tahap pertama sampai dengan tahap ke enam terdapat tugas untuk dicapai, demikian pula pada masa ini dan salah satu tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan. Sifat ini adalah kepedulian terhadap generasi yang akan datang. Melalui generativitas akan dapat dicerminkan sikap memperdulikan orang lain. Pemahaman ini sangat jauh berbeda dengan arti kata stagnasi yaitu pemujaan terhadap diri sendiri dan sikap yang dapat digambarkan dalam stagnasi ini adalah tidak perduli terhadap siapapun.
 8. Integritas vs Keputusasaan
 Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya
 Dalam teori Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan. Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan sebagian orang dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan kehidupannya, karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak berguna. Kesulitan tersebut dapat diatasi jika di dalam diri orang yang berada pada tahap paling tinggi dalam teori Erikson terdapat integritas yang memiliki arti tersendiri yakni menerima hidup dan oleh karena itu juga berarti menerima akhir dari hidup itu sendiri. Namun, sikap ini akan bertolak belakang jika didalam diri mereka tidak terdapat integritas yang mana sikap terhadap datangnya kecemasan akan terlihat. Kecenderungan terjadinya integritas lebih kuat dibandingkan dengan kecemasan dapat menyebabkan maladaptif yang biasa disebut Erikson berandai-andai, sementara mereka tidak mau menghadapi kesulitan dan kenyataan di masa tua. Sebaliknya, jika kecenderungan kecemasan lebih kuat dibandingkan dengan integritas maupun secara malignansi yang disebut dengan sikap menggerutu, yang diartikan Erikson sebagai sikap sumaph serapah dan menyesali kehidupan sendiri. Oleh karena itu, keseimbangan antara integritas dan kecemasan itulah yang ingin dicapai dalam masa usia senja guna memperoleh suatu sikap kebijaksanaan.
 Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.
 Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
 Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.
 Tahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud
 1. Fase Oral
 Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
 Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
 2. Fase Anal
 Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
 Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif.
 Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.
 3. Fase Phalic
 Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
 Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda. Freud, bagaimanapun, percaya bahwa gadis-gadis bukan iri pengalaman penis.
 Akhirnya, anak menyadari mulai mengidentifikasi dengan induk yang sama-seks sebagai alat vicariously memiliki orang tua lainnya. Untuk anak perempuan, Namun, Freud percaya bahwa penis iri tidak pernah sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua wanita tetap agak terpaku pada tahap ini. Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori ini, menyebutnya baik tidak akurat dan merendahkan perempuan. Sebaliknya, Horney mengusulkan bahwa laki-laki mengalami perasaan rendah diri karena mereka tidak bisa melahirkan anak-anak.
 4. Fase Latent
 Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
 Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.
 5. Fase Genital
 Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.


Teori Kognitif Perkembangan Anak
 Teori Jean Piaget menyarankan bahwa anak-anak berpikir berbeda daripada orang dewasa dan mengajukan sebuah teori tahap perkembangan kognitif.  Dia adalah yang pertama untuk dicatat bahwa anak-anak memainkan peran aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia.  Menurut teorinya, anak-anak dapat dianggap sebagai "ilmuwan kecil" yang aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka tentang dunia.  Pelajari lebih lanjut di artikel ini pada tahap Piaget perkembangan kognitif .

 Perilaku Teori Perkembangan Anak
Teori perilaku perkembangan anak berfokus pada bagaimana interaksi lingkungan mempengaruhi perilaku dan didasarkan pada teori teori seperti John B. Watson, Ivan Pavlov dan BF Skinner.  Teori-teori ini hanya berurusan dengan perilaku yang dapat diamati.  Pembangunan dianggap sebagai reaksi terhadap hadiah, hukuman, rangsangan dan penguatan.  Teori ini berbeda jauh dari teori-teori perkembangan anak lainnya karena tidak memberikan pertimbangan untuk pikiran atau perasaan internal.  Sebaliknya, berfokus murni pada bagaimana pengalaman membentuk siapa kita.  Pelajari lebih lanjut tentang teori-teori perilaku dalam artikel ini pada pengkondisian klasik dan operant conditioning .

Sosial Teori Perkembangan Anak

John Bowlby
Ada banyak penelitian tentang perkembangan sosial anak.  John Bowbly mengusulkan salah satu teori awal pembangunan sosial.  Bowlby percaya bahwa hubungan awal dengan pengasuh memainkan peran utama dalam perkembangan anak dan terus mempengaruhi hubungan sosial sepanjang hidup.  Pelajari lebih dalam ikhtisar teori lampiran .
Albert Bandura
 Psikolog Albert Bandura mengusulkan apa yang dikenal sebagai teori pembelajaran sosial .  Menurut teori ini perkembangan anak, anak-anak belajar perilaku baru dari mengamati orang lain.  Tidak seperti teori perilaku, Bandura percaya bahwa penguatan eksternal bukanlah satu-satunya cara orang belajar hal-hal baru.  Sebaliknya, bala bantuan intrinsik seperti rasa bangga, kepuasan dan prestasi juga dapat menyebabkan belajar.  Dengan mengamati tindakan orang lain, termasuk orang tua dan teman sebaya, anak-anak mengembangkan keterampilan baru dan memperoleh informasi baru.

Lev Vygotsky
 Psikolog lain bernama Lev Vygotsky mengusulkan teori belajar mani yang telah pergi untuk menjadi sangat berpengaruh, terutama dalam bidang pendidikan.  Seperti Piaget, Vygotsky percaya bahwa anak-anak belajar secara aktif dan melalui tangan-pengalaman.  Nya Teori sosiokultural juga menyarankan bahwa orang tua, pengasuh, teman sebaya dan budaya pada umumnya bertanggung jawab untuk pengembangan fungsi orde tinggi.


Developmental Psychology (1)

Developmental Psychology (1):


Teori Perkembangan Anak
di susun oleh : Mega Sirnawati MPd
dari berbagai sumber

Perkembangan anak yang terjadi sejak lahir sampai dewasa diabaikan sepanjang sebagian besar sejarah.  Anak-anak sering dipandang hanya sebagai versi kecil orang dewasa dan sedikit perhatian dibayar untuk banyak kemajuan dalam kemampuan kognitif, penggunaan bahasa, dan pertumbuhan fisik yang terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja.
Bunga di bidang perkembangan anak akhirnya mulai muncul di awal abad ke-20, tetapi cenderung berfokus pada perilaku abnormal.  Akhirnya, peneliti http://quiniparttree.blogspot.com/ menjadi semakin tertarik pada topik lain, termasuk perkembangan anak khas serta pengaruh terhadap pembangunan. 
Pemahaman tentang perkembangan anak sangat penting, memungkinkan kita untuk sepenuhnya menghargai kognitif, emosional, fisik, pertumbuhan sosial dan pendidikan anak-anak melalui sejak lahir dan menjadi dewasa awal.  Beberapa teori utama perkembangan anak dikenal sebagai teori-teori besar, mereka berusaha untuk menjelaskan setiap aspek pengembangan, sering menggunakan pendekatan panggung.  Lainnya dikenal sebagai mini-teori, mereka bukan fokus hanya pada aspek cukup terbatas pembangunan, seperti pertumbuhan kognitif atau sosial.
Berikut ini adalah beberapa dari banyak teori perkembangan anak yang telah diusulkan oleh ahli teori dan peneliti.  Teori yang lebih baru menguraikan tahap perkembangan anak-anak dan mengidentifikasi usia yang khas di mana pertumbuhan ini tonggak terjadi.

 Teori psikoanalitik Perkembangan Anak

Sigmund Freud
Teori-teori yang diusulkan oleh Sigmund Freud menekankan pentingnya peristiwa masa kecil dan pengalaman, namun hampir secara eksklusif berfokus pada gangguan mental lebih karena fungsi normal.
Menurut Freud, perkembangan anak digambarkan sebagai serangkaian 'tahap psikoseksual.'  Dalam "Tiga Esai tentang Seksualitas" (1915), Freud diuraikan tahapan-tahapan sebagai oral, anal, phallic, latency dan genital.  Setiap tahap melibatkan kepuasan keinginan libidinal dan nantinya bisa berperan dalam kepribadian orang dewasa.  Jika seorang anak tidak berhasil menyelesaikan panggung, Freud menyarankan bahwa ia akan mengembangkan fiksasi yang nantinya akan mempengaruhi kepribadian dewasa dan perilaku. 



Tahapan Freud Pembangunan Psikoseksual
Menurut Sigmund Freud , kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun.  Pengalaman awal memainkan peran besar dalam perkembangan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
 Teori Freud perkembangan psikoseksual adalah salah satu yang paling dikenal, tetapi juga salah satu yang paling kontroversial.  Freud percaya bahwa kepribadian berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana energi pencarian kesenangan dari id menjadi fokus pada daerah-daerah sensitif seksual tertentu.  Ini energi psikoseksual, atau libido , digambarkan http://quiniparttree.blogspot.com/ sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku. 
 Jika tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat.  Jika isu-isu tertentu tidak dapat dipecahkan pada tahap yang sesuai, fiksasi dapat terjadi.  Fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual.  Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap "terjebak" dalam tahap ini.  Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu tergantung pada orang lain dan mungkin mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.
a.      
      Tahap Oral 
Rentang Usia: Lahir sampai 1 Tahun
 Erotis Zone: Mulut

 Selama tahap lisan , sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting.  Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap.  Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui rangsangan oral ini.

 Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan - anak harus menjadi kurang bergantung pada pengasuh.  Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi.  Fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, makan, merokok atau menggigit kuku.

b.       Tahap Anal 
Rentang usia: 1 sampai 3 tahun
 Erotis Zone: usus dan kandung kemih Kontrol

 Selama tahap anal , Freud percaya bahwa fokus utama dari libido pada kandung kemih pengendalian dan buang air besar.  Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet - anak harus belajar untuk mengontrol nya kebutuhan tubuh.  Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.

 Menurut Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet.  Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada waktu yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif.  Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar bagi orang untuk menjadi kompeten, orang dewasa produktif dan kreatif.

 Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini.  Beberapa orang tua malah 'menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan.  Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif.  Jika orang tua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa kepribadian anal-ekspulsi bisa berkembang di mana individu memiliki berantakan, kepribadian boros atau destruktif.  Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian pencemas berkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.

c.     
         The Phallic Tahap
Erotis Zone: alat kelamin

 Selama tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin.  Pada usia ini, anak juga mulai menemukan perbedaan antara pria dan wanita.

 Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk kasih sayang ibu. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan ini menginginkan untuk memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayahnya.  Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.

 Istilah Electra complex telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda.  Freud, bagaimanapun, percaya bahwa gadis bukannya mengalami penis.

 Akhirnya, anak mulai mengidentifikasi dengan induk yang sama-seks sebagai alat vicariously memiliki orang tua lainnya.  Untuk anak perempuan, bagaimanapun, Freud percaya bahwa penis iri tidak pernah sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua wanita tetap agak terpaku pada tahap ini.  Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori ini, menyebutnya baik tidak akurat dan merendahkan perempuan.  Sebaliknya, Horney mengusulkan bahwa laki-laki mengalami perasaan rendah diri karena mereka tidak bisa melahirkan anak-anak.

d.       Masa Laten
Rentang Usia: 6 sampai Pubertas
 Erotis Zone: Perasaan seksual Apakah Aktif

 Selama periode laten, yang libido kepentingan ditekan.  Perkembangan ego dan superego berkontribusi untuk periode tenang.  Tahap ini dimulai sekitar waktu bahwa anak-anak masuk ke sekolah dan menjadi lebih peduli dengan hubungan dengan teman sebaya, hobi dan minat lainnya.

 Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.  Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.

e.       The Stage Genital
Rentang Usia: Pubertas to Death
 Erotis Zone: Jatuh Minat Seksual

 Selama tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.  Tahap ini dimulai saat pubertas tapi terakhir sepanjang sisa hidup seseorang.
 Dimana dalam tahap awal fokus semata-mata pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini.  Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan penuh perhatian.  Tujuan dari tahap ini adalah untuk membangun keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

f.         Mengevaluasi Freud Psikoseksual Tahap Teori
Teori ini hampir seluruhnya berfokus pada perkembangan laki-laki dengan sedikit menyebutkan perkembangan psikoseksual perempuan.
Teorinya sulit untuk menguji secara ilmiah.  Konsep-konsep seperti libido tidak mungkin diukur, dan karena itu tidak dapat diuji.  Penelitian yang telah dilakukan cenderung mendiskreditkan teori Freud.
 Prediksi masa depan terlalu samar.  Bagaimana kita bisa tahu bahwa perilaku saat ini disebabkan secara khusus oleh pengalaman masa kecil?  Lamanya waktu antara sebab dan akibat yang terlalu panjang untuk menganggap bahwa ada hubungan antara dua variabel.
 Teori Freud didasarkan pada studi kasus dan penelitian empiris tidak.  Juga, Freud mendasarkan teorinya pada ingatan pasien dewasa nya, bukan pada pengamatan aktual dan belajar anak.


psikologi perkembangan

ppt psikologi perkembangan ppt
View more ebooks on ebookbrowse.com
SEMOGA BERMANFAAT, BY: MEGA SIRNAWATI MPd

Daftar Blog Saya

  • Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam - Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam : *Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam* Uraian Tugas Guru 1. Merencanakan Pembelajaran Kegiatan penyusunan RPP ini dip...
    10 tahun yang lalu
  • PUISI - *PUISI* DI SUSUN OLEH : MEGA SIRNAWATI M.Pd Puisi terdiri dari dua jenis yaitu puisi lama dan puisi baru. MACAM-MACAM PUI...
    10 tahun yang lalu
  • Penulisan Sejarah - *Historic writingThe earliest form of writing* The earliest writing we know of dates back to around 3,000 BC and was probably invented ...
    10 tahun yang lalu
  • KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN - KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN: * KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN* *Di susun oleh : Mega Sirnawati MPd* *Pengertian dan syarat-syarat profesi* ...
    10 tahun yang lalu
  • Mengenal Tradisi Perang Berburu Kepala (Ngayau) - Mengenal Tradisi Perang Berburu Kepala (Ngayau): Ngayau merupakan tradisi Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, baik Dayak yang tinggal di Kaliman...
    10 tahun yang lalu

warna pelangi