Widgeo blue


counter
widgets "Good communication comes from people to people, but great communication comes from people to Allah."

raini bertaburan

Minggu, 15 April 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL):
STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)  
Di susun Oleh : Mega siRnawati MPd

1. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual 
Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan mega sirnawati nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Ada tiga hal yang harus kita fahami dalam kosep itu:
Pertama : CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara lansung. Jadi tidak hanya mengharapkan siswa hanya menerima pelajaran, tetapi juga mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong siswa agar menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar  disekolah dengan kehidupan nyata.Sehingga materi tersebut akan bermakna secara fungsional dan tertanam erat dalam memori mega sirnawati siswa, dan tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswadapat memahami materi yang dipelajari, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai kehidupan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.Materi CTL bukan untuk ditumpuk diotak dan kemudian dilupakan,akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
Lima karakteristik dala proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
1.       Dalam CTL, Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang dipelajari siswa akan utuh dan memiliki keterkaitan satu sama lain.
2.       Pembelajaran yang kontekstual adalah pembelajaran dalam memperoleh dan menambahkan pengetahuan baru.Pengetahuan baru itu diperoleh dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3.       Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk difahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tetntang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan dikembangkan.
4.       Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5.       Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.Hal ini dilakukans ebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

2.  Latar Belakang Psikologis CTL
           Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan Stimulus dan Respons. Belajar tidak sesederhana itu. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi dan kemampuan atau pengalaman. Apa yang tampak, pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang berkembang dalam diri seseorang. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah adanya faktor pendorong yang ada dibelakang gerakan fisik itu. Mengapa demikian? Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk berperilaku.
Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, maka terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL menurut Sanjaya (2005:114) dalam mega sirnawati Komara, Endang mengatakan  antara lain:
a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang mereka peroleh.
b. Belajar bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan termasuk penampilan atau performance seseorang. Semakin pengetahuan seseorang luas dan mendalam, maka akan semakin efektif dalam berpikir.
c. Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intektual akan tetapi juga mental dan emosi. Belajar secara kontekstual adalah belajar bagaimana anak menghadapi persoalan.
d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari sederhana menuju yang kompleks. Oleh karena itu belajar tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan siswa.
e. Belajar pada hakikatnya adalah menagkap pengetahuan dari kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak (Real World Learning)

3. Perbedaan  antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional
Ada perbedaan pokok antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional.Perbedaan dua model tersebut dapat dilihat dari konteks tertentu.
Pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, Departemen Pendidikan Nasional (2002:5) mengemukakan perbedaan antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut::

CTL
Konvensional
Pemilihan informasi kebutuhan individu siswa;
Pemilihan informasi ditentukan oleh guru;

Cenderung mengintegrasikan  beberapa bidang (disiplin);
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu;
Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa;
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan;
Menerapkan penilaian autentik melalui melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah;
Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ulang
(2)
Sedangkan dalam Sanjaya ,2006;halaman 261, perbedaan antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional  adalah sebagai berikut::
CTL
Konvensional
Siswa sebagai subyek belajar.
Siswa sebagai onjek belajar

Siswa belajar melalui kegitan kelompok,seperti kerja kelompok,berdiskusi,saling menerima dan member.
Siswa belajar secara individu dengan menerima,mencatat dan menghafal materi pelajaran.
Pembelajaran dikaitkan pada kehidupannyata secara riil.
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
Tujuan kepuasan diri
Tujuan akhir nilai dan angka.
Tindakan atau perilaku, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat
Tindakan atau perilaku, didasarkan oleh factor dari luar dirinya. Misalnya individu tidak melakukan sesuatu arena takut hukuman atau sekedar untuk meperoleh angka atau nilai dari guru.
Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan pengalaman yang dialami, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi pengalaman dan memaknai hakikat pengetahuan yang dimiliki.
Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final, pengetahuan dikontruksikan oleh orang lain.
Siswa bertanggung jawabdalam memonitor dan mengambangkan pembelajaran mereka.masing-masing.
Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
Pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.
Keberhasilan diukur melalui evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan,rekaman,observasi,wawancara  dan sebagainya
Keberhasilan pembelajaran diukur melalui tes.

Perbedaan Kelompok Pembelajaran Kooperatif dengan Kelompok Pembelajaran Tradisional  (Miranda,Yula. 2011)(3):

4. Peran guru dan siswa dalam CTL
Setiap siswa memiliki gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebut oleh Bobbi deporter dalam Sanjaya,2006 :262-263 mega sirnawati dinamakan sebagai unsure modalitas belajar.Menurutnya ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe visual,auditorial,kinestetis. Tipe visual adalah gaya belajar dengan tipe melihat, artinya siswa akan lebih cepat belajar hanya  dengan menggunakan indera penglihatannya jasa.Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara dengan menggunakan alat pendengarannya, sedangkan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh.
Dalam pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe belajar dan dunia siswa, guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. . Dalam proses pembelajaran konvensional hal ini sering terlupakan, sehingga proses pembelajaran tidak ubahnya sebagai proses pemaksaan kehendak, yang menurut Paulo Freire (Sanjaya, 2005: 262-263) sebagai sistem penindasan.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL yakni:
(a) Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keleluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian peran mega sirnawati guru bukanlah sebagai instruktur atau ‘’penguasa’’ yang memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
(b) Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.
(c) Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan demikian peran guru adalah membantu agar setiap siswa mempu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.
(d) Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi), dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.
Sesuai dengan asumsi yang mendasarinya, bahwa pengetahuan itu diperoleh anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain temasuk guru, akan tetapi dari proses penemukan dan mengontruksinya sendiri, maka guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Guru perlu memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segala keunikannya. Siswa adalah organisme aktif yang memiliki potensi untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kalaupun guru memberikan informasi kepada siswa, guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi itu agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka.

II.5. Asas-asas Contextual Teaching Learning (CTL)
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 (tujuh) asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Komponen tersebut antara lain konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian nyata (authentic assessment)
1.       Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis akan tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan mengonstruksinya. Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut:
a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, akan tetapi selalu merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
c. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang mega sirnawati . Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengonstruksi pengetahuan melalui proses pengamatan dan pengalaman.
2. Inkuiri
Inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intektual, mental emosional maupun pribadinya.
Apakah inkuiri hanya bias dilakukan untuk mata pelajaran tertentu saja? Tentu tidak. Berbagi topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri. Secara umum proses ikuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulakn data, menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan membuat kesimpulan.
Penerapan asas ini dalam pembelajaran CTL, dimulai dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Dengan demikian siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Apabila masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas, selanjutnya mega sirnawati siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis itulah yang akan menuntun siswa untuk melakukan observasi dalam rangka mengumpulkan data. Manakala data telah terkumpul selanjutnya siswa dituntun untuk mengui hipotesis sebagai dasar dalam merumuskan kesimpulan.


3         Bertanya  (questioning
Bertanya  (questioning). Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Oleh sebab itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: (1) menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran; (2) membangkitkan motivasi siswa untuk belajar; (3) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu; (4) memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan; dan (5) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
4         Masyarakat  belajar (learning community).
masyarakat belajar (learning community). Dalam CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dialukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain.
5         Pemodelan  (modeling)
Pemodelan  (modeling). Maksudnya adalah, proses pembelajaran dengan menggunakan sesuatu contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasionalkan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola, guru kesenian memberi contoh bagaimana cara memainkan alat musik, guru biologi memberikan contoh bagaimana cara mengggunakan thermometer dan lain sebagainya.
Proses modelling, tidak terbatas dari guru mega sirnawati saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Misalnya siswa yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modelling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang memungkinkan terjadinya verbalisme.
6         Refleksi  (reflection)
Refleksi  (reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannya.
Dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk ‘’merenung’’ atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkanlah secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
7         Penilaian  nyata (authentic assessment)
Penilaian  nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
Penilaian autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.

6. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
Contoh penerapan  pembelajaran dengan proses CTL.
Guru akan membelajarkan anak tentang keanekaragaman hayati. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsi dan jenis Keanekaragaman Hayati.Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa indikator hasil belajar:
1)       Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup  dari hasil pengamatan lingkungan.
2)       Merumuskan konsep keseragaman dan  keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan.
3)       Menemukan jenis organisme khas daaerah/wilayah dan mendeskripsikan keanekaragaman gennya.
4)       Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
5)       Mengenali kekhasan berbagai tingkat keanekaragaman di lingkungan sekitar.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya,adalah sebagai berikut:
a.       Pendahuluan
1)       Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari.
2)       Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
·         Siswa dibagi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.
·         Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi misalnya kelompok 1 dan 2 melakukan observasi dipesisir  pengaringan di depan sekolah , dan kelompok 3 dan 4 melakukan observasi halaman sekolah..
·         Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan dilokasi tersebut.
3)       Guru melakukan tanyajawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

b.       Inti

Di lapangan
1). Siswa melakukan observasi ditempat yang ditentukan sesuai dengan tugas kelompok.
2). Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lokasi observasi sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.
Di kelas
1). Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing.
2). Siswa melaporkan hasil diskusi.
3). Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.

Penutup.
1). Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah pasar sesuai dengan insikator hasil belajar yang harus di capai.
2). Guru menugaskan siswa untuk membuatmakalah  tentang pengalaman belajar mereka dengan tema  Keanekaragaman Hayati.

c.        Penutup
1). Dengan batuan guru mega sirnawati siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah keanekaragaman hayati sesuai dengan indicator hasil belajar yang harus di capai.
2) Guru menugaskan siswa untuk membuat makalah tentang pengalaman belajar mereka dengan tema “Keanekaragaman Hayati”
Yang dapat ditangkap dari pembelajaran dengan menggunakan CTL, bahwa pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anak mengalami langsung dalam kehidupan nyata di Lingkungan.Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau menerima informasi guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan.
Beberapa catatan dalam penerapan  CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1.       CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.
2.       CTL memandang bahwa  belajar bukan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata.
3.       Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai suatu tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.
4.       Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil dari pemberian orang lain.

7  Perangkat Pembelajaran.

S I L A B U S

Nama sekolah                      : SMA PGRI 1  Sampit
Mata Pelajaran                    : Biologi
Kelas/Program                     : X / umum
Semester                               : 2
Standar Kompetensi           :  3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati                                                                                
KD
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaan
Alokasi waktu
Sumber, Alat dan Bahan
3.1 Mendeskripsi kan konsep keaneka   ragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan
Konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem
o Keanekaragaman gen
Gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada bunga ros merah dengan putih, ukuran daun, tinggi pohon, dsb.

·      Melakukan pengamatan  keanekaragaman makhluk hidup di lingkungan sekitarnya dan mengelompokkan sesuai jenisnya masing-masing*).
·      Mengelompokkan tumbuhan yang sama jenisnya dan menemukan keanekaragaman pada satu mega sirnawati jenis tumbuhan, seperti ukuran daun, warna bunga, tinggi pohon dll. dari tumbuhan yang diamati.

·      Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup  dari hasil pengamatan lingkungan.
·      Merumuskan konsep keseragaman dan  keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan.

jenis tagihan:   Tugas kelompok,  ulangan.

Bentuk instrumen: Produk (laporan hasil pengamatan lingkungan, pengelompokkan  dan identifikasi orgamisme khas daerah/wilayah),  pengamatan sikap, tes pilihan ganda, dan tes uraian.

2x 45 ‘
·       SSumber:            Buku  acuan yang relevan, lingkungan sekitar.  
·        
Alat:
Kaca pembesar, OHP/Komputer, LCD.        
Bahan: 
 LKS, bahan presentasi.



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
( 1 )
Sekolah                                                                 : SMA
Mata Pelajaran                                                    : B i o l o g i
Kelas / Semester                                                 : X / 2
Standar Kompetensi                                          :   3.        Memahami manfaat keanekaragaman hayati                      
Kompetensi Dasar                                              : 3.1        Mendeskripsi kan konsep keanekaragaman gen,
jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan
Indikator                                           
1)       Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup  dari hasil pengamatan lingkungan.
2)       Merumuskan konsep keseragaman dan  keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan.
3)       Menemukan jenis organisme khas daaerah/wilayah dan mendeskripsikan keanekaragaman gennya.
4)       Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
5)       Mengenali kekhasan berbagai tingkat keanekaragaman di lingkungan sekitar.

Alokasi waktu                                   :   2  x 45 menit 
1. Tujuan Pembelajaran                     :
        Peserta didik  mampu mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan

2. Materi Pembelajaran
Konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem
o Keanekaragaman gen
Gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada bunga ros merah dengan putih, ukuran daun, tinggi pohon, dsb.
1 Keanekaragaman gen pada ayam


o Keanekaragaman jenis
Keanekaragaman jenis  adalah keanekaragaman pada spesies yang berbeda. Keanekaragaman jenis pada mikroorganisme seperti mega sirnawati Saccharomyces sp dan Rhizopus sp , pada tumbuhan seperti kelapa ,pinang, sawit, Sedangkan pada hewan contohnya kucing dan macan.
Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan
Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singan, (c) kucing dan (d) citah.

3. Metode Pembelajaran
·         Kooperatif
·         Karyawisata/Widyawisata
·         Diskusi

4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
 No.
Kegiatan
Alokasi waktu (menit)
Keterangan
1.
Kegiatan Pendahuluan
1)       Salam pembuka dan doa
2)       Memeriksa kehadiran siswa
3)       Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari.
4)       Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
·            Siswa dibagi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.
·            Tiap kelompok mega sirnawati ditugaskan untuk melakukan observasi misalnya kelompok 1 dan 2 melakukan observasi dipesisir  pengaringan di depan sekolah , dan kelompok 3 dan 4 melakukan observasi halaman sekolah..
·            Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan dilokasi tersebut.
5).  Guru melakukan tanyajawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
5”
TM
2.
Inti
Di lapangan
1)        Siswa melakukan observasi ditempat yang ditentukan sesuai dengan tugas kelompok.
2)        Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lokasi observasi sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.
Di kelas
1)       Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing.
2)       Siswa melaporkan hasil diskusi.
3)       Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.
Penutup.
1)       Dengan bantuan guru mega sirnawati siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah pasar sesuai dengan insikator hasil belajar yang harus di capai.
2)       Guru menugaskan siswa untuk membuat makalah  tentang pengalaman belajar mereka dengan tema  Keanekaragaman Hayati.
75’
TT
3.
Penutup
1). Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah keanekaragaman hayati sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus di capai.
2) Guru menugaskan siswa untuk membuat makalah tentang pengalaman belajar mereka dengan tema “Keanekaragaman Hayati”
10’
KMTT
Keterangan: TM:Tatap Muka    TT:Tugas berstruktur   KMTT : Kegiatan mandiri tidak berstruktur
5. Sumber Belajar
         a. Buku  acuan yang relevan,                 b. lingkungan sekolah,
         c. Perpustakaan,                                     d.  internet.

6. Penilaian
 a. Teknik                                 :  Kertas dan pensil
 b.  Bentuk instrumen               :  uji petik kerja prosedur dan produk
 c.  Soal Instrumen                   :
UJI KOMPETENSI
Petunjuk : Berilah tanda silang (x) di depan jawaban yang dianggap benar!
1. Perbedaan yang ditemukan di antara sesama ayam dalam satu kandang   disebut ……..
     a. evolusi     b. Adaptasi   c. Variasi   d. Keberagaman    e. adaptasi dan variasi
Kunci :
Kegiatan
skor
Peserta didik  menjawab c
10
Peserta didik menjawab salah
0

2. Di antara individu sejenis tidak pernah ditemukan mega sirnawati  yang sama persis untuk semua sifat. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan…………
    a. lingkungan      b. Induknya       c. Jenisnya   d. Lingkungan dan gen   e. Gen dan plasma nuftah
Kunci :
Kegiatan
skor
Peserta didik  menjawab e
10
Peserta didik menjawab salah
0

3. Keanekaragaman ekosistem ditunjukkan oleh adanya perbedaan komponen berikut ini, kecuali …………..
    a. sumber energi primer         c. Produktifitasnya        e. Komponen biotiknya
    b. jenis produsennya              d. Jenis konsumennya.
Kunci :
Kegiatan
skor
Peserta didik  menjawab c
10
Peserta didik menjawab salah
0

4.
Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut spesies
apabila …….

A.
habitat dan warna rambutnya sama 

B.
warna dan bentuk rambutnya sama 

C.
jenis makanan dan cara makannya sama 

D.
cara reproduksi dan jumlah anaknya sama 

E. 
dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil 
Kunci :
Kegiatan
skor
Peserta didik  menjawab e
10
Peserta didik menjawab salah
0

5.  Anjing pudel dapat dikawinkan dengan anjing boner. Anjing-anjing tersebut dapat melahirkan anak-anak yang fertil karena anjing-anjing tersebut  satu ……
       a. gebus          b.  familia       c. Species         d. ordo          e. kingdom
Kunci :
Kegiatan
skor
Peserta didik  menjawab c
10
Peserta didik menjawab salah
0

Skor maksimal  :No.1 s.d 5 = 10, jumlah = 50
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100  adalah sebagai berikut :
Nilai akhir   =              Perolehan Skor                 x        Skor Ideal ( 100 )
                                 Skor Maksimal ( 50 )
LKPD 
I. Mengamati Keanekaragaman Tingkat Gen
Tujuan
:
Mengetahui adanya variasi morfologi pada buah mangga.
Alat dan bahan
:
Berbagai macam buah mangga yang terdapat di sekitarmu.
Cara kerja
:


1.
Amatilah ciri-ciri masing-masing buah mangga. Ciri-ciri yang harus diamati, misalnya warna kulit, bentuk buah, ukuran buah, warna daging buah dan ukuran biji.
2.
Tuliskan hasil pengamatan Anda ke dalam tabel berikut !
TABEL HASIL PENGAMATAN
No.
Ciri-ciri
Mangga
Harum manis
Simanalagi
Indramayu



warna kulit,
bentuk buah,
ukuran buah,
warna daging buah
ukuran biji.



Pertanyaan :
1. Apa penyebab timbulnya keanekaragaman pada mangga?
2. Jelaskan pengertian dari gen!
3. Apa kesimpulan hasil kegiatan tersebut?


Kunci jawaban praktikum :
Catatan : Data pengamatan di dalam tabel, hasilnya akan berbeda-beda pada setiap siswa.
Jawaban Pertanyaan:
1.
Penyebabnya perbedaan gen
2.
Gen adalah bagian kromosom yang mengendalikan ciri suatu mega sirnawati makhluk hidup, bersifat diturunkan dari induk kepada turunannya.
3.
Keanekaragaman tingkat gen, memperlihatkan adanya perbedaan/variasi sifat pada individu-individu dalam spesies yang sama.

II. LKPD  
 Mengamati Keanekaragaman Tingkat Jenis (spesies)   
Alat dan Bahan:
1.
Penggaris
2.
Timbangan
3.
Lima (5) jenis biji kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah, kacang kapri, dan kacang panjang.
4.
Buku catatan praktikum
Langkah Kerja:
1.
Buatlah tabel pada buku catatan praktikum, seperti contoh di bawah.
2.
Amati secara seksama bentuk biji kacang satu persatu.
3.
Amati warna setiap biji kacang.
4.
Ukurlah dengan penggaris panjang setiap biji kacang, satu persatu.
5.
Timbanglah berat setiap biji kacang, dengan menggunakan alat timbangan
6.
Isikan data hasil pengamatan ke dalam tabel.

No.
Jenis Biji
Bentuk
Warna
Panjang
Berat
1.
2.
3.
4.
5.
Kacang Hijau
Kacang Tanah
Kacang Kedelai
Kacang Panjang
Kacang Kapri
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......

Pertanyaan:
1.
Berdasarkan hasil pengamatan, adakah keanekaragaman sifat pada biji-biji kacang tersebut?
2.
Menurut Anda, apakah yang menyebabkan adanya keanekaragaman jenis?
3.
Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman tingkat jenis?

Kunci jawaban praktikum :
II. Mengamati Keanekaragaman Tingkat Jenis (spesies)   
Catatan: Tabel pengamatan, datanya berbeda-beda pada setiap siswa.
Jawaban Pertanyaan:
1.
Terdapat keanekaragaman sifat pada macam-macam biji kacang, pada bentuk, warna, panjang dan berat.
2.
Keanekaragaman jenis terbentuk karena kesesuaian antara perangkat gen dengan lingkungan tempat tinggalnya.
3.
Keanekaragaman tingkat jenis ini memperlihatkan adanya perbedaan/variasi sifat pada bentuk, penampakan, frewkuensi, dan sifat lainnya antara spesies satu dengan lainnya.



Rujukan :

Komara, Endang , Prof. Dr. H. M.Si.2009. Peran  Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran  Interaktif. http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/01/peran-pembelajaran-ctl-dalam.html
Miranda,Yula.Dr.M.Pd.2001. Materi Perkuliahan Pengajaran Biologi SL (Herawati Susilo, Prof. Dra. M.Sc., Ph.D . Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Assessmen mega sirnawati dalam Strategi Kooperatif. Jurusan Biologi FMIPA UM ).Program Studi Pendidikan Biologi S2 Kelas Reguler.
Rustaman,Nuryani Y.Dkk.2003.Strategi Belajar Mengajar Biologi.Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi,Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu mega sirnawati Pengetahuan Alam,Universitas Pendidikan Indonesia
Sanjaya,Wina, Prof. Dr. H. M.Pd.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.(Hal.254-255).Jakarta:Predana Media Group.


psikologi perkembangan

ppt psikologi perkembangan ppt
View more ebooks on ebookbrowse.com
SEMOGA BERMANFAAT, BY: MEGA SIRNAWATI MPd

Daftar Blog Saya

  • Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam - Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam : *Menghitung Beban Kerja Guru 24 Jam* Uraian Tugas Guru 1. Merencanakan Pembelajaran Kegiatan penyusunan RPP ini dip...
    10 tahun yang lalu
  • PUISI - *PUISI* DI SUSUN OLEH : MEGA SIRNAWATI M.Pd Puisi terdiri dari dua jenis yaitu puisi lama dan puisi baru. MACAM-MACAM PUI...
    10 tahun yang lalu
  • Penulisan Sejarah - *Historic writingThe earliest form of writing* The earliest writing we know of dates back to around 3,000 BC and was probably invented ...
    10 tahun yang lalu
  • KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN - KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN: * KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN* *Di susun oleh : Mega Sirnawati MPd* *Pengertian dan syarat-syarat profesi* ...
    10 tahun yang lalu
  • Mengenal Tradisi Perang Berburu Kepala (Ngayau) - Mengenal Tradisi Perang Berburu Kepala (Ngayau): Ngayau merupakan tradisi Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, baik Dayak yang tinggal di Kaliman...
    10 tahun yang lalu

warna pelangi